Sunday 29 April 2012

"QUNUT subuh hukumnya SUNNAH"

"QUNUT subuh hukumnya SUNNAH"

"Jawaban atas hadits Sa'ad bin Thariq yg juga bernama Abu Malik Al-Asja'I"

"Dari Abu Malik Al-Asja'i, beliau berkata: Aku pernah bertanya kepada bapakku, wahai bapak ! sesungguhnya engkau pernah shalat di belakang Rasulullah saw, Abu Bakar, Usman dan Ali bin Abi Thalib di sini di kufah selama kurang lebih dari lima tahun. Adakah mereka melakukan qunut?.

Dijawab oleh bapaknya: "Wahai anakku, itu... adalah bid'ah." Diriwayatkan oleh Tirmidzy no.402

Kalau benar Saad bin Thariq berkata begini maka sungguh mengherankan karena hadits2 tentang Nabi dan para Khulafa Rasyidin yg melakukan qunut sangat banyak dan ada di dlm kitab Bukhari, Muslim, Ibnu Majah, Abu Daud, Nasa'i dan Baihaqi.

Oleh itu ucapan Saad bin Thariq tersebut tidaklah diakui dan terpakai di dalam mazhab Syafie dan juga mazhab Maliki.

Hal ini disebabkan oleh karena beribu-ribu orang telah melihat Nabi melakukan qunut, begitu pula sahabat Rasulullah. Manakala hanya Thariq seorang saja yg mengatakan qunut itu sebagai amalan bid'ah.

Maka dlm kasus ini berlakulah kaedah usul fiqih yaitu:

"Almuthbitu muqaddimun a'la annafi"

Maksudnya: Orang yg menetapkan lebih didahulukan atas orang yg menafikan.

Tambahan lagi orang yg mengatakan ADA jauh lebih banyak daripada orang yang mengatakan TIDAK ADA.

Seperti inilah jawaban Imam Nawawi didalam Al-Majmu' jilid.3,hlm.505, maksudnya:

"Dan jawapan kita terhadap hadits Saad bin Thariq adalah bahwa riwayat orang-orangyang menetapkan qunut terdapat pada mereka itu tambahan ilmu dan juga mereka lebih banyak. Oleh itu wajiblah mendahulukan mereka"

Pensyarah hadith Turmizi yakni Ibnul 'Arabi juga memberikan komentar yg sama terhadap hadith Saad bin Thariq itu. Beliau mengatakan:"Telah sah dan tetap bahwa Nabi Muhammad saw melakukan qunut dalam shalat subuh, telah tetap pula bahwa Nabi ada qunut sebelum rukuk atau sesudah rukuk, telah tetap pula bahwa Nabi ada melakukan qunut nazilah dan para khalifah di Madinah pun melakukan qunut serta Umar bin khattab r.a mengatakan bahwa qunut itu sunnah,telah pula diamalkan di Masjid Madinah. Oleh itu janganlah kamu dengar dan jgn pula ambil perhatian terhadap ucapan yg lain daripada itu."

Dgn demikian dapatlah kita fahami ketegasan Imam Uqaili yg mengatakan bahwa Saad bin Thariq itu jangan diikuti haditsnya dlm masalah qunut.(Mizanul I'tidal jil.2,hlm.122)....

INILAH HADITS yang MEMBENARKAN adanya QUNUT di sholat subuh:

HADITS PERTAMA

Dari Muhammad bin Sirin, bahwa ia berkata, "aku berkata kepada anas bin malik r.a, "apakah rasulullah saw. qunut pada sholat shubuh? 'ia menjawab, 'ya, sesaat setelah rukuk." Shahih Muslim ( I:468no.298)

HADITS KEDUA

Dikatakan oleh Umar bin Ali Al Bahiliy, dikatakan oleh Khalid bin Yazid, dikatakan Abu Ja'far Ar-Razy, dari Ar-Rab i' bin Anas berkata : Anas ra ditanya tentang Qunut Nabi saw bahwa apakah betul beliau saw berqunut sebulan, maka berkata Anas ra : beliau saw selalu terus berqunut hingga wafat, lalu mereka mengatakan maka Qunut Nabi saw pada shalat subuh selalu berkesinambungan hingga beliau saw wafat, dan mereka yg meriwayatkan bahwa Qunut Nabi saw hanya sebulan kemudian berhenti maka yg dimaksud adalah Qunut setiap shalat untuk mendoakan kehancuran atas musuh musuh, lalu (setelah sebulan) beliau saw berhenti, namun Qunut di shalat subuh terus berjalan hingga beliau saw wafat.

Berkata Imam Nawawi : mengenai Qunut subuh, Rasul saw tak meninggalkannya hingga beliau saw wafat, demikian riwayat shahih dari anas ra. (Syarah Nawawi ala shahih Muslim) dan hadits tersebut juga dishahihkan an-Nawawi dalam al-Majmu'-nya (III:504). Ia berkata, 'Hadits tersebut shahih dan diriwayatkan oleh sejumlah penghapal hadits, dan mereka menshahihkannya. Diantaranya yang menshahihkannya adalah al-Hafizh Abu Abdillah Muhammad bin 'Ali al-Balkhi, al-Hakim Abu 'Abdillah dalam beberapa judul kitabnya, dan al-Baihaqi. Hadits itu diriwayatkan juga oleh ad-Daruquthni dari berbagai jalan periwayatan dengan sanad yang shahih"

Dan berkata Imam Ibnu Abdul Barr : sungguh telah shahih bahwa Rasul saw tidak berhenti Qunut subuh hingga wafat, diriwayatkan oleh Abdurrazaq dan Addaruquthniy dan di shahihkan oleh Imam Alhakim, dan telah kuat riwayat Abu Hurairah ra bahwa ia membaca Qunut shubuh disaat Nabi saw masih hidup dan setelah beliau saw wafat,

Dan dikatakan oleh Al Hafidh Al Iraqiy, bahwa yg berpendapat demikian adalah Khulafa yg empat (Abubakar, Umar, Utsman dan Ali radhiyallahu'anhum), dan Abu Musa ra, Ibn Abbas ra, dan Al Barra', dan lalu diantara para Tabiin : Hasan Al-bashriy, Humaid, Rabi' bin khaytsam, Sa'id ibn Musayyab, Thawus, dan banyak lagi, dan diantara para Imam yg berpegang pada ini adalah Imam Malik dan Imam Syafii,

Walaupun ada juga yg mengatakan bahwa Khulafa Urrasyidin tidak memperbuatnya, namun kita berpegang pada yg memperbuatnya, karena jika berbenturan hukum antara yg jelas dilakukan dengan yg tak dilakukan, maka hendaknya mendahulukan pendapat yg menguatkan melakukannya daripada pendapat yg menghapusnya. (Syarh Azzarqaniy alal Muwatta Imam Malik).

Sebagian ulama mengkritik hadits ini (Ibnu Hambal dan An-Nasa'I, Abu Zur'ah, Al-Fallas, Ibnu Hibban) karena bagaimana bisa sanadnya menjadi shahih sedang rawi yang meriwayatkannya dari Ar-Rab i' bin Anas adalah Abu Ja'far 'Isa bin Mahan Ar-Razy.

Penjelasan :

Ibnu Hajar Al-Asqalaniy dalam Taqrib-Tahdzib Beliau berkata : "Shoduqun sayi'ul hifzh khususon 'anil Mughiroh (Jujur tapi jelek hafalannya, terlebih lagi riwayatnya dari Mughirah).

Tetapi perlu diketahui disini bahwa Abu ja'far itu jelek hafalannya dalam meriwayatkan hadits dari mughirah saja, sebagaimana dikatakan oleh para imam ahli hadits yang menganggap bahwa Abu ja'far itu tsiqah(terpercaya). Mereka yang menganggapnya tsiqah, seperti yahya bin Mu'in dan ali bin al-Maldini(1). Hadits ini tidak diriwayatkan oleh Abu ja'far dari Mughirah. Tetapi ia meriwayatkannya dari ar-Rabi' bin Anas, sehingga -disini- haditsnya shahih.

(1). Adalah Abu al-Hasan Ali Ibnu Abdullah Ibnu Ja'far al-Maldiniy al-Bashriy, dilahirkan tahun 161 H dan wafat 234 H.

Berkata Imam Ibnu Hajar AL Asqalaniy : Dan telah membantah sebagian dari mereka dan berkata : Telah sepakat bahwa Rasul saw membaca Qunut Subuh, lalu berikhtilaf mereka apakah berkesinambungan atau sementara, maka dipeganglah pendapat yg disepakati (Qunut subuh), sampai ada keterangan yg menguatkan ikhtilaf mereka yg menolak (Fathul Baari Bisyarah shahih Bukhari oleh Imam Ibn Hajar Al Asqalaniy)

HADITS KETIGA

Ada orang yg berpendapat bahwa Nabi Muhammad saw melakukan qunut satu bulan saja berdasarkan hadits Anas ra, maksudnya:

"Bahwasanya Nabi saw melakukan qunut selama satu bulan sesudah rukuk sambil mendoakan kecelakaan atas beberapa orang Arab kemudian Rasulullah meninggalkannya." Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.

Hadith daripada Anas tersebut kita akui sebagi hadits yg sahih karena terdapat dlm kitab Bukhari dan Muslim. Akan tetapi yg menjadi permasalahan sekarang adalah kata:(thumma tarakahu= Kemudian Nabi meninggalkannya).

Apakah yg ditinggalkan oleh Nabi itu ?

Meninggalkan qunutkah ? Atau meninggalkan berdoa yg mengandung kecelakaan atas orang-orang Arab?

Untuk menjawab permasalahan ini kita perhatikan baik2 penjelasan Imam Nawawi dlm Al-Majmu'jil.3,hlm.505 maksudnya:

"Adapun jawapan terhadap hadits Anas dan Abi Hurairah r.a dlm ucapannya dengan (thumma tarakahu) maka maksudnya adalah meninggalkan doa kecelakaan ke atas orang2 kafir itu dan meninggalkan laknat terhadap mereka saja. Bukan meninggalkan seluruh qunut atau meninggalkan qunut pada selain subuh. Pentafsiran spt ini mesti dilakukan karena hadits Anas di dlm ucapannya 'sentiasa Nabi qunut di dlm solat subuh sehingga beliau meninggal dunia' adalah sahih lagi jelas maka wajiblah menggabungkan di antara kedua-duanya."

Al-Hafizh al-Imam Baihaqi meriwayatkan dalam as-sunan al-Kubra (II:201) dari al-Hafizh 'AbdurRahman bin Madiyyil, bahwasanya beliau berkata, maksudnya:

"Hanyalah yg ditinggalkan oleh Rasulullah itu adalah melaknat."

Tambahan lagi pentafsiran spt ini dijelaskan oleh riwayat Abu Hurairah ra yg berbunyi, maksudnya:

"Kemudian Nabi menghentikan doa kecelakaan ke atas mereka."

Dengan demikian dapatlah dibuat kesimpulan bahwa qunut Nabi yg satu bulan itu adalah qunut nazilah dan qunut inilah yg ditinggalkan, bukan qunut pada waktu solat subuh.

HADITS KEEMPAT

Al-'Awwan bin hamzah berkata," aku bertanya kepada Abu 'Utsman an-Nahdi tentang qunut. Ia menjawab, 'setelah rukuk.' Aku berkata, 'Dari siapa engkau mengetahui hal itu?' Ia menjawab, 'Dari Abu Bakar dan Utsman r.a. (HR. Ibnu Abi Syaibah(2)(II:212 Dar al-Fikr)dengan sanad yang shahih).

(2). Adalah Abu Al-Hasan Utsman ibnu Muhammad ibnu Abu Syaibah al-kuufiy.dilahirkan tahun 156 H dan wafat tahun 239 H. kitab beliau "Mushannaf Ibnu Abu Syaibah.

HADITS KELIMA

'Abdullah bin Ma'qil r.a. meriwayatkan, "Dua orang sahabat Rasulullah saw. yang biasa qunut dalam shalat shubuh adalah 'Ali r.a. dan Abu Musa r.a (HR.Ibnu Abi Syaibah(II:211 Dar al-Fikr).dengan sanad yang shahih).

HADITS KEENAM

Abu Utsman an-Nahdi(3)Meriwayatkan," Umar bin al-Khattab r.a qunut dengan kami setelah rukuk dan mengangkat kedua tangannya sampai keliatan ketiaknya, dan suaranya pun terdengar dari belakang masjid.(HR.Ibnu Syaibah(II:215 Dar al-Fikr) dengan sanad yang Hasan.

(3). Abu Utsman an-Nahdi adalah seorang imam hadits yang tsiqah tsabit termasuk orang yang haditsnya diriwayatkan oleh imam yang enam.

Juga diriwayatkan dari Abu Utsman an-Nahdi r.a bahwa, "Umar r.a mengangkat kedua tangannya pada qunut shubuh.

Di Ambil dari FB Zamroni


Sent from my iPad

Wednesday 4 April 2012

fekah perempuan/ 03 kitab furu Masail

ditanyakan sheikh ra:
seorang perempuan keluar darah drpd duburnya atas sifat darah Haid maka adakah di namakan Haid atau tiada dan jikalau tersumbat lubang asalnya sekalipun apa hukumnya?

maka di jawabnya:
tiada dinamakan dia Haid sekali2.

Furu:
Jikalau adalah seorang perempuan, melihat ia akan darahnya kurang darpd sehari semalam pada setiap bulan demikian lah, dan jikalau adatnya demikian itu nescaya tiada dinamakan dia darah Haid maka tiada diberikan dia hukum haid kerana adalah sudah istiqra( kaji selidik secara menyeluruh) Oleh Imam shafei sudah tamam(sempurna) yang tiada dapat dicarekkan dia, hanya dinamakan darah tersebut dengan darah Fasid( Rosak ).

Ditanyakan sheikh RA:
Adakah haram orang Haid tatkala takut kena Najis akan Masjid dan dengan ihtimal sekalipun( tidak yakin masjid akan kena Najis cuma berasa saja) ia berhenti padanya bersalahan umpama Madrasah atau Ribath.

maka dijawabnya:
Haram ia masuk ke dalam masjid pada ketika (mari perasaan) takut akan titik darahnya bersalahan madrasah atau ribath. tiada haram melainkan diketahui dengan melumur darahnya akan dia( madrasah atau ribath) maka iaitu haram.

Haid/ 02

Masa Haid:
Sekurang2 Masa haid iaitu sehari semalam pada hal ia berhubung iaitu 24 jam ( dalam tempoh 24 jam tuh darah keluar tanpa henti2) .
 
Berhubung;
bermula di kehendaki dengan kata berhubung itu, iaitu bahawa sa umpama kapas( ambik kapas) jikalau dimasukan dalam faraj nescaya berlumur ia dengan darah dan jika tiada keluar darah itu kepada tempat yang wajib membasuh ia tatkala istinja sekali pun ( bila perempuan tuh duduk menyangkong darah tak keluar melepasi bibir faraj) dihukumkan darah haid juga...

dan hanya sa nya di kaitkan darah yang kadarnya sehari semalaman itu dengan halnya berhubung kerana bahawa sa bermaksudbagi  menyatakan sekurang kurang haid dan tiada tasawur sekurang2 haid melainkan serta berhubung dari kerana jika tiada berhubung darah itu seharian semalaman dengan makna terputus2 keluarnya maka tiada sunyi ada kalanya sampai perhimpunan darah yang bercerai itu sehari semalaman atau tiada maka jika sampai ia nescaya lazimlah lebih masa sekurang2 haid kerana bahawa sa niqa'( hari atau masa suci dari darah haid itu) yang pada selang selang sekelian darah itu haid pula seperti darah itu ( dihukumkan dalam jumlah hari haid sekali pun darah tuh terputus maka masa putus tuh dikira haid juga)//..

Bab Haid/ 01

Bab pada menyatakan haid.
Bermula erti Haid pada bahasa itu iaitu mengalir dan erti Haid pada Syara pula iaitu Darah tabiat yang keluar ia daripada ksudahan rahim perempuan pada ketika sihat badannya di dalam segala waktunya yang tertentu.

Bermula dalil pada Haid itu iaitu firman Allah taala: surah al Baqarah ayat 222

.وَيَسۡـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلۡمَحِيضِ‌ۖ قُلۡ هُوَ أَذً۬ى فَٱعۡتَزِلُواْ ٱلنِّسَآءَ فِى ٱلۡمَحِيضِ‌ۖ وَلَا تَقۡرَبُوهُنَّ حَتَّىٰ يَطۡهُرۡنَ‌ۖ فَإِذَا تَطَهَّرۡنَ فَأۡتُوهُنَّ مِنۡ حَيۡثُ أَمَرَكُمُ ٱللَّهُ‌ۚ

Dan selagi akan bertanya mereka itu akan dikau Ya Muhammad daripada Haid : katakan oleh Mu iaitu darah yang kotor maka tinggalkan oleh sekelian kamu akan jimak dengan segala perempuan pada ketika haid dan jangan kamu hampiri mereka itu dengan jimak sehingga suci mereka itu daripadanya maka apa bila suci mereka itu daripadanya maka datangi oleh mu akan mereka itu kerana jimak pada tempat yang disuruhkan oleh Allah menjauhikan dia pada ketika haid iaitu faraj dan jangan kamu lalui akan dia kepada yang lainnya.

dan Sabda nabi saw : Inilah suatu yang telah disuratkan Allah taala akan dia atas segala anak Adam yang perempuan yakni Haid.. riwayat sahih Bukhari dan muslim.

Bermula Sekurang2 tahun Haid itu iaitu sempurna Sembilan tahun Qamariyah dengan taqrib ( berhampiran mumkin sebelum sikit sembilan tahun atau lebihnya ) tiada dengan tahdid ( tepat sembilan tahun qamqriyah ).

maka jikalau melihat perempuan akan darah dahulu drpd sempurna sembilan tahun akan qadar yang tiada meluaskan ia akan haid dan suci iaitu lima belas hari atau kurang maka darah yang dilihatnya itu haid jua bersalahan jika ada kurangnya daripada sembilan tahun qadar yang meluaskan haid dan suci iaitu enam belas hari atau lebih maka darahnya yang dilihatnya itu darah rosak( isthihadah) bukan darah haid.

dan sekurang2 masa haid itu..... bersambung